Mereka Beribadah dengan Ilmu
Abu Darda :
مذاكرة العلم ساعة خير من قيام ليلة
“Mengkaji ilmu sesaat lebih baik dari pada shalat malam”
Abu Hurairah:
لأن أفقه ساعة أحب إلي من أن أحيي ليلة أصليها حتى أصبح
“Saya belajar sesaat lebih saya cintai dari pada saya habiskan waktu malam untuk shalat sampai subuh.”
Abu Hurairah:
لأن أعلم باباً من العلم في أمر أو نهي أحب إلي من سبعين غزوة في سبيل الله عز وجل
“Saya memahami satu masalah ilmu, baik terkait perintah, ataupun larangan, lebih aku cintai dari pada 70 kali perang di jalan Allah.”
Ibnu Abbas :
تذاكر العلم بعض ليلة أحب إلي من إحيائها
“Belajar beberapa saat di malam hari, lebih aku sukai dari pada menghabiskan seluruh malam untuk shalat.”
Abu Musa al-Asy’ari:
لمجلس أجلسه مع عبد الله بن مسعود أوثق في نفسي من عمل سنة
“Aku duduk belajar bersama Ibnu Mas’ud, itu lebih menenangkan hatiku dari pada beramal satu tahun.”
Hasan al-Bashri :
لأن أتعلم باباً من العلم فأعلمه مسلماً أحب إلي من أن تكون لي الدنيا كلها أجعلها في سبيل الله عز وجل
“Aku memahami satu masalah, kemudian aku ajarkan ke muslim yang lain, lebih aku sukai dari pada aku memiliki dunia seisinya yan aku jadikan untuk infak fi sabilillah.”
Hasan al-Bashri:
مداد العلماء ودم الشهداء مجرى واحد
Usaha ulama dan darah syuhada, statusnya sama
Ibnu Syihab az-Zuhri
تعلم سنة أفضل من عبادة مائتي سنة
Belajar sunah lebih utama dibandingkan ibadah 200 tahun
Sufyan at-Tsauri dan Abu Hanifah:
ليس بعد الفرائض أفضل من طلب العلم
“Tidak ada amal setelah yang wajib, yang lebih utama dibanding belajar agama.”
Sufyan At-Tsauri :
لا نعلم شيئاً من الأعمال أفضل من طلب العلم والحديث لمن حسنت فيه نيته
“Saya tidak mengetahui ada amal yang lebih afdhal dari pada belajar ilmu dan hadis.”
Suatu hari Imam Malik melihat temannya menulis ilmu, kmd dia meninggalkannya dan shalat sunah. Beliau langsung berkomentar:
عجباً لك ! ما الذي قمت إليه بأفضل من الذي تركته
“Kamu sungguh mengherankan! Apa yang kamu lakukan tidak lebih afdhal dibandingkan apa yang kamu tinggalkan (mencatat ilmu).”
[Majmu’ Rasail Ibnu Rajab, 1/36].
Mereka merasa mendapat pahala besar ketika belajar dan mengajar ilmu agama. Apakah kita juga demikian?